CO2 Reduction: Pertamina Genjot Produksi Migas Akasia Bagus

Admin

29/05/2025

3
Min Read

On This Post

Taufan Marhaendrajana, Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), baru-baru ini meninjau kemajuan proyek strategis CO2 Reduction di Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) Tahap 1, yang terletak di Lapangan Akasia Bagus, wilayah operasi Pertamina EP di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Peninjauan dilakukan pada awal Mei lalu.

Rahmat Ali Hakim, VP Production & Operations Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, menegaskan bahwa proyek tersebut berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Proyek CO2 Reduction ini merupakan pilar penting dalam rencana jangka panjang perusahaan untuk mendongkrak kapasitas produksi energi nasional.

Lebih lanjut, proyek CO2 Reduction diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap upaya Indonesia dalam mencapai kemandirian energi. Investasi yang digelontorkan dalam proyek ini adalah bukti nyata komitmen Pertamina EP untuk menjamin ketersediaan pasokan energi yang stabil dan berkelanjutan di masa depan.

“Hingga saat ini, proyek optimasi pengembangan Lapangan-Lapangan Akasia Bagus – Gantar, yang dikenal dengan OPLL ABG – GTR, telah berhasil mengoptimalkan cadangan minyak sebesar 12,71 juta stok barel (million stock tank barrels/MMSTB) dan gas sebesar 10,53 miliar kaki kubik (billion standard cubic feet/BSCF),” jelas Rahmat dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Senin, 26 Mei 2025.

Guna mencapai efisiensi dan keberlanjutan operasional yang optimal, Pertamina EP menjalin kolaborasi strategis dengan perusahaan multinasional terkemuka, BASF. Perusahaan yang berbasis di Jerman ini, beroperasi di sektor industri kimia dan dikenal luas sebagai salah satu produsen bahan kimia terbesar di dunia.

BASF menyediakan beragam produk dan solusi teknologi canggih, termasuk bahan kimia khusus, katalis, dan teknologi pengolahan gas, yang sangat relevan dengan proyek kolaborasi bersama Pertamina EP di Lapangan Akasia Bagus. Dalam kerjasama ini, BASF berperan sebagai licensor, menyediakan lisensi teknologi untuk unit pengolahan gas asam (Acid Gas Removal Unit (AGRU) berbasis sistem amine (methyldiethanolamine/MDEA), serta memberikan dukungan keahlian teknis untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem pengolahan gas asam yang mumpuni dalam menangani kadar CO2 yang tinggi. Sinergi yang tercipta antara kedua perusahaan ini membuahkan kinerja terobosan yang pertama di dunia, yakni kemampuan mengolah gas hasil produksi yang dikumpulkan di Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) dengan kadar CO2 tinggi, mencapai 65% mole, menjadi hanya 8%, sehingga memenuhi spesifikasi gas siap jual. Lapangan Akasia Bagus, yang dioperasikan oleh Pertamina EP, dikembangkan berdasarkan Plan of Development (POD) yang disetujui pada 27 Desember 2017, melalui mekanisme dua tahap, yaitu Tahap 1 dan Tahap 2. Hingga saat ini, Pertamina EP telah menyelesaikan pengeboran 12 sumur pengembangan di klaster Akasia Bagus dan mengoperasikan 26 sumur produksi aktif di Lapangan Akasia Bagus.

Dalam rangka meningkatkan keandalan fasilitas dalam menampung hasil produksi migas, Pertamina EP sedang berupaya meningkatkan kapasitas Stasiun Pengumpul Akasia Bagus, dari kapasitas awal sebesar 1.750 barel cair per hari (BLPD) dan 3 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD), menjadi 9.000 BLPD dan 22 MMSCFD.

Selain fokus utama pada peningkatan produksi, Pertamina EP juga menunjukkan komitmen kuat terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Komitmen ini diwujudkan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dan program penghijauan di area pesisir, dengan penanaman lebih dari 86 ribu pohon mangrove.

Proyek peningkatan SP ABG ini adalah manifestasi nyata dari langkah-langkah yang diambil oleh Pertamina EP dalam mendukung ketahanan energi nasional, melalui peningkatan produksi migas, penerapan teknologi inovatif, dan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap keberlanjutan lingkungan.